Pengajian

Qashr
Qashr artinya meringkas atau memendekan, jadi shalat qashr adalah meringkas raka’at shalat fardlu empat raka’at menjadi dua raka’at.
Shalat fardlu yang boleh di qashr adalah Dzuhur, ‘Ashar dan ‘Isya, sedangkan Maghrib dan Shubuh tidak boleh diqashr.
Dalil bolehnya shalat qashr adalah firman Allah SWT. QS. An-Nisa 4: 101 sebagai berikut:

‏ ‏
…وإذاضربتم فى الأرض فليس عليكم جناح ان تقصروامن الصلوة إن خفتم ان يفتنكم الذين كفروا… الآية…


Artinya:
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashr sembahyang (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
(QS. An-Nisa 4: 101).



Hukum Qashr Shalat
Hukum melaksanakan Qashr adalah:
a. Jawaz (boleh), apabila perjalanan telah mencapai jarak yang diperbolehkan melakukan qashar
b. Wajib apabila waktu shalat tidak cukup digunakan untuk melakukan shalat, kecuali dengan cara qashr, dan
c. Haram bila bepergian hendak ma’shiyat.


Syarat-Syarat Qashr

Bolehnya mengqashr bagi musafir (dalam perjalanan) yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Bukan dalam perjalanan ma’shiat

2. Musafir atau dalam perjalanan, denga jarak 16 farsakh (jarak 48 mil, hitungan jarak 1 mil = 4000 langkah, dan satu langkah sama dengan 3 kaki) menurut qaul ashah (pendapat yang lebih afsah) minimal 81 km (menurut kesepakatan sebahagian besar ‘ulama)

3. Sahalat yang boleh di qashr adalah shalat adda (waktu itu) (bukan shalat qadla) (tidak shah mengqashr shalat qadla)

4. Niat (sengaja) mengqashr bersamaan Takbiratul-ihram; dan

5. Tidak boleh mamum kepada muqim (bukan musafir).

Jamak Qashr
Shalat jamma’ qashr adalah shalat fardlu yang di jamma’ dan sekaligus diqashr.
Artinya, dua raka’at shalat fardlu yang diqashr dan jamma’ dikerjakan dalam waktu sekaligus.
Orang yang diperbolehkan
mengqashr shalat adalah orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh.Sedangkan halangan-halangan lain, seperti, hujan lebat ketika hendak berjama’ah di masjid tetap diperbolehkan
mengerjakan shalat jamma’ qashr dengan syarat dan ketentuan tersebut di atas.

Wallahu a’lam
Shalat Jamma’
Pengertian Jamma’ adalah mengumpulkan;
sedangkan menurut istilah ialah mengumpulkan dua shalat fardlu yang dikerjakan dalam satu waktu.
Artinya shalat jamma’ adalah mengumpulkan dua shalat di dirikan di satu waktu. Seperti shalat dzuhur dan ‘ashar di laksanakan sekaligus di dalam satu waktu, atau shalat maghrib dan shalat ‘isya di laksanakan sekaligus di dalam satu waktu.
Ibnu
Mas’ud RA. berkata:
عند حنفية
والذى لاإله غيره، ماصلى رسول الله صلى الله عليه وسلم صلاة قط إلا لوقتها، إلاصلاتين جمع بين الظهر والعصر بعرفة وبين المغرب والعشآء بجمع. اي بمزدلفة


“Demi (Dzat) yang tak ada
Tuhan selain-Nya, tidaklah
pernah Rasulullah SAW.
shalat kecuali pada
waktunya, kecuali dua
shalat saja (yang dikerjakan diluar
waktunya), yaitu jamma’
Zhuhur dan ‘Ashar di
Arafah, dan jamma’
Maghrib dan ‘Isya di
Jamm’a” (yaitu maksudnya di Muzdalifah).”
(Wahbah Zuhaili, Al Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, 2/503).
Dalil antara lain
hadits Ash-Shahihain dari
Ibnu ‘Abbas RA. bahwasanya:

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بالمدينة الظهر والعصر جميعا والمغرب والعشآء جميعا.
زاد مسلم من غير خوف ولا سفر.

رواه البخارى ومسلم

“Rasululullah SAW. telah
mengimami shalat
bersama kami di Madinah
menjamma’ shalat Zhuhur
dan ‘Ashar semuanya, dan
shalat Maghrib dan ‘Isya semuanya.”
Imam Muslim
menambahkan, “(shalat
jamma’ itu dilakukan)
tanpa alasan adanya
ketakutan atau alasan
dalam perjalanan.”
(HR. Bukhari & Muslim).
Imam Malik dan Imam
Syafi’i mensyarah hadits di
atas dengan
mengatakan, “Saya melihat
shalat jamma’ tersebut
dilakukan Nabi SAW. karena adanya ‘udzur
(keringanan) berupa
hujan.” (araa dzaalika bi
‘udzril mathari). (Al
Mausu’ah Al-Fiqhiyyah, Juz
15 hlm. 290).

Tentang ustadmukhlis

apalah artinya diriku tanpamu
Pos ini dipublikasikan di Bacaan Basmalah, Bacaan Basmallah, basmalah, Cats, DIRIKAN SHALAT, DO'A, Dogs, https://ustadmukhlis.wordpress.com/wp-admin/index.php?page=stats, KIAMAT, Uncategorized dan tag . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Pengajian

  1. ustadmukhlis berkata:

    hadits Jabir bin Zaid RA.
    berikut ini:

    عن جابر بن زيد عن ابن عباس رضي الله عنهم قال: ان النبي صلى بالمدينة سبعاوثمانيا الظهر والعصر والمغرب والعشآء فقال ايوب لعله فى ليلة مطيرة، قال عسى.

    رواه البخارى

    Dari Jabir bin Zaid dari
    Ibnu Abbas,”Bahwasanya
    Nabi SAW. shalat di
    Madinah sebanyak tujuh
    dan delapan raka’at,
    menjamma’ Zhuhur dan ‘Ashar, Maghrib dan ‘Isya.
    Maka berkatalah Ayyub
    (kepada Jabir) jamma’ yang
    dilakukan Nabi SAW.
    mungkin dalam malam
    berhujan (lailatim- mathiiratin). Jabir
    menjawab,”Bisa jadi.”
    (HR. Bukhari).

    Imam Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan kata
    malam berhujan (lailatim-mathiiratin) dalam hadits
    tersebut dengan
    berkata,”Yang dimaksud dengan kata lailatim-mathiiratin adalah bahwa
    waktunya adalah waktu
    hujan, bukan berarti
    hujan sedang turun pada
    saat takbiratul ihram.”
    (Ali Raghib, Ahkamus-Shalah,
    hlm. 40-41).

    Kesimpulan

    Shalat
    jamma’ karena hujan boleh
    secara mutlak.
    Maksudnya, boleh untuk
    menjamma’ shalat zhuhur
    dan ‘ashar, juga shalat maghrib dan ‘isya, boleh
    dilakukan secara jamma’
    takdim atau jamma’
    takhir, dan boleh pula
    dilakukan baik berjama’ah
    di masjid maupun sendirian di rumah.

    Wallahu a’lam.

    Suka

Tinggalkan komentar